Diary of Alfarabi

Hari Gini Mau Jadi Content Writer, Yakin?

Photo by Brooke Cagle on Unsplash

Tak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi membawa pengaruh besar di berbagai lini kehidupan saat ini. Ditambah serangan masa pandemi yang membuat fenomena digital menjadi kian vital, beragam cara konvesional pun seolah menjadi ikut terpental-pental.

Lalu, mengapa ini bisa terjadi?

Continue reading “Hari Gini Mau Jadi Content Writer, Yakin?”
Diary of Alfarabi, Self Reminder

[Self Reminder] : Mereka Bukan Kita

Forgiveness is the highest form of a gift of kindness and it brings freedom from the prison of hatred and revenge.

Debasish Mridha

Suami saya sering sekali bilang kalau saya lebih pantas hidup di negeri dongeng daripada di dunia.

Awalnya saya pikir itu hanya gurauan, nyatanya menjadi sering kali diucapkan, tidak hanya saat sedang bercanda tetapi ketika diskusi panjang berdua.

Kemudian saya diam, menelaah apa yang salah dari hidup saya. Dan apa yang salah?

Saya seringkali menganggap orang lain sama seperti saya.

Dan itu sama sekali tidak benar.

Saya seringkali memberi banyak kepercayaan untuk orang lain, yang berujung kecewa.

Saya seringkali memberi banyak cinta, tetapi berakhir terluka.

Saya sering kali duduk termenung, mengapa ada orang yang bisa berbuat seperti itu, padahal kita sudah berbuat baik padanya.

Ya, karena mereka bukan kita.

Continue reading “[Self Reminder] : Mereka Bukan Kita”

Diary of Alfarabi, Married Life

[Married Life] : Tentang Menerima

Bicara soal penerimaan sepertinya bukan hal yang mudah ya, karena sering kali erat kaitannya dengan kekurangan seseorang atau suatu hal.

Tetapi bukan berarti menerima kelebihan bisa menjadi sesuatu yang tanpa celah, keduanya punya jalan yang sama untuk menyusuri relung hati yang terdalam.

You don’t need someone to complete you.

You only need someone to accept you completely

– Unknown –

Sejujurnya waktu pertama kali baca quote di atas, sepersekian detik hati saya langsung mengiyakan, tapi ternyata otak memerintah untuk coba memikirkan ulang.

Continue reading “[Married Life] : Tentang Menerima”

Diary of Alfarabi, Sharing Stories

Berhenti Kerja, Terus Ngapain ?

Sejak pandemi menyerang awal tahun 2020 lalu, saya adalah salah satu dari sekian banyak yang terkena dampak kehilangan pekerjaan.

Ya memang, sebelum pandemi pun saya hanya pekerja lepas (freelance), tetapi pekerjaan sebagai private teacher yang telah saya geluti kurang lebih 10 tahun adalah salah satu kegiatan yang sukai dan juga saya pakai sebagai ajang “me time” dari rutinitas saya sehari-hari sebagai istri dan ibu dua anak.

Pekerjaan saya sebagai private teacher, mengharuskan saya datang dari satu rumah ke rumah untuk mendampingi anak-anak belajar di rumah.

Nah, pandemi yang begitu dahsyat membuat saya tidak bisa lagi mengajar dari rumah ke rumah, kenapa?

Continue reading “Berhenti Kerja, Terus Ngapain ?”
Diary of Alfarabi

Ibu Rina, Tak Hanya Sekedar Mengajar Anak Istimewa

Dalam rangka memperingati hari disabilitas, Productive Mamas mengadakan bulan berbagi cerita bersama para ibu, keluarga, bahkan seorang guru yang dalam kesehariannya berkenaan dengan anak-anak disabilitas.

Pada kesempatan kali ini, tim Productive Mamas banyak sekali mendapatkan pelajaran berharga dari berbagai pengalaman Ibu Rina, seorang pengajar untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Continue reading “Ibu Rina, Tak Hanya Sekedar Mengajar Anak Istimewa”
Diary of Alfarabi

Zhafira Lobies, Semangat Berbagi Kebaikan Meski Dalam Situasi Terbatas

Awal April 2020 lalu, Productive Mamas mengadakan sesi sharing online bersama Zhafira Loebis bertemakan β€œBusiness and Motherhood During Challenging Times”.


Zhafira Loebis dikenal sebagai mompreneur dibalik bisnis penyewaan mainan dan perlengkapan anak, Babyloania. Melalui sharing session via ZOOM tersebut, Zhafira Loebis atau akrab dipanggil Fira telah berbagi cerita menjalani peran sebagai ibu sekaligus enterpreneur di masa pandemi ini.

Continue reading “Zhafira Lobies, Semangat Berbagi Kebaikan Meski Dalam Situasi Terbatas”
Diary of Alfarabi

Aku kembali !

*Ku menarik napas dalam dan hembuskan*

Setelah melewati satu tahun tanpa membuka blog sama sekali.

Dan akhirnya hari ini, aku kembali.

Banyak hal yang terlewat dan rasanya terlambat untuk diceritakan, banyak peristiwa yang dilalui tanpa pernah diresapi, tapi hari ini semoga semua semangatku akan kembali.

Mengakses kembali halaman demi halaman di blog ini rasanya begitu hangat, seperti kembali ke rumah.

Alih-alih menginap di tempat lain, setahun belakang ini bahkan aku merasa seperti selalu terjaga.

Meski begitu lama ditinggal, tetapi kiriman pesan cinta hampir setiap hari ku dapatkan.

Continue reading “Aku kembali !”

Diary of Alfarabi, Friendship

Tentang Pertemanan : A True Friends Does Exist ?

A true friend scold like a dad, cares like a mom, teases like a sister, irritated like a brother, finally loves you more than a lover – Unknown

Kemarin waktu ketemu quote ini di Twitter dan pertama kali baca langsung merasa “Wah, ini kok bener banget ya?!”

Iya kan?

*Iya aja deh biar cepet* 😜

Kalau bicara soal persahabatan rasanya gak akan pernah ada habisnya, banyak cerita lucu yang kalau diingat sekarang masih bikin ngakak, ada juga cerita saat-saat melewati kesedihan yang kalau mau dirasa-rasa pasti masih terasa perih, atau mungkin moment nyebelin yang bikin jadi marahan satu sama lain.

Tapi yang namanya juga sahabat, teman yang kita anggap dekat layaknya kacang sama kulitnya, kemana-mana saling melengkapi. Marahan sedetik dua detik nanti juga baikan lagi.

Nah, buat saya.. sahabat itu punya arti mendaaalam banget.

Mohon maap aku anaknya memang mellow drama 😒.

Sebagai seorang yang hobi cekak-cekikikan sana sini, mestinya saya punya teman yang banyaaak dan bisa gabung ke semua lini pertemanan.

Tapi, kenyataannya enggak.

Temen saya sedikit dan itu-itu aja, meski beberapa diantaranya memang dekat banget.

Seperti yang banyak orang alami, pernah gak sih kita sadar kalau teman-teman kita itu punya pos masing-masing di “dunia persahabatan”.

Continue reading “Tentang Pertemanan : A True Friends Does Exist ?”

Diary of Alfarabi, Weekend List

Jolly Field Playpit, Playground Bertabur Biji-bijian

Beberapa waktu lalu kami berkunjung ke salah satu wahan bermain yang sukses bikin Abi (dan ibu tentunya πŸ˜…) penasaran, kenapa?

Karena playground ini punya konsep yang berbeda, biasanya wahana bermain mostly diisi dengan bola-bola kecil, sedangkan ini seluruh areanya berisi kacang hijau.

Ya, playground tersebut adalah Jollyfield Playpit by Zoomoov.

Jolly Field ini adalah area permainan anak-anak segala usia yang seluruhnya diisi dengan kacang hijau yang telah dikupas dan dibersihkan.

Sejujurnya, playground ini bagus sekali untuk stimulasi sensori balita, jadi jika ingin mengajak anak sensory play dengan biji-bijian tidak perlu khawatir cape dan repot beres-beres, tinggal angkut ke sini, anak senang ibu tenang, hahaha πŸ™Œ

Continue reading “Jolly Field Playpit, Playground Bertabur Biji-bijian”

Diary of Alfarabi, Married Life

[Married Life] : Api Asmara Itu Harus Selalu Membara !

Menuju lima tahun pernikahan rasanya lumayan lega-lega ngeri, kenapa?

Pertama, lega karena alhamdulillah bisa melewati stage pertama kehidupan pernikahan dengan ombak-ombak kecil di perjalanan.

Kemudian, ada ngeri-ngeri sedikit khawatir terlalu nyaman dengan keadaan sekarang, sampai akhirnya lupa kalau cinta itu harus selalu diusahakan.

Ya, saya salah satu orang yang percaya kalau “cinta” adalah kata kerja. Segala hal yang berhubungan dengannya harus selalu dipertahankan keberadaanya.

Kadang kita lupa adanya kehadiran cinta, karena selalu ada ada dalam suasana yang sama, waktu yang terlampau lama, dan dengan dia yang selalu ada.

Betul gak? 😁

Pernikahan itu kan perjalan cinta sepanjang kita berada di dunia.

Rasanya menikah adalah satu-satunya komitmen yang harus dijalani sepanjang hidup, entah berakhir sampai kapan.

Dulu saya pernah terpikir, soal memilih sekolah yang tepat aja pusing padahal komitmen hanya berkisar 3 sampai 6 tahun, apalagi menjalani pernikahan komitmennya sepanjang hidup dan berharap gak akan pernah berakhir.

Karena itu, harus ada berbagai cara supaya bisa menangkis segala kebosanan sepanjang pernikahan.

Ingat, hidup bersama orang yang kita cintai gak selalu menyenangkan lho, wahahahahahahaha.

Duh, pembukaannya jadi panjang lebar dan udah belok kemana-mana nih ! πŸ˜‘

Mari kita kembali ke jalur yang seharusnya.

Continue reading “[Married Life] : Api Asmara Itu Harus Selalu Membara !”